Sejarah Awal Desa Lubuk Siam
Sejarah Awal Desa Lubuk Siam, pada sekitar abad ke-17,dikisahkan pada saat itu aliran sungai Kampar sering terjadi banjir hampir dua tiga kali tiap tahunnya.aliran air tersebut di sebabkan oleh curah hujan yg tinggi di hulu sungai (Bangkinang-Pangkalan 13 koto Kampar -Payakumbuh-Sumbar).
Alkisah Pada masa itu terjadi banjir yg sangat
besar,karena banjir yang dalam/besar sehingga suatu hari ada sebuah
tangga/Titian tempat mandi yang hanyut di Bawak air ke Hilir sungai Kampar yang
menurut cerita turun-temurun tangga/Titian tersebut milik seorang masyarakat
yang tinggal di hulu sungai.
Desa Lubuk Siam Image credit : www.facebook.com/lubuk_siam |
Karena sangat sayang dan senang terhadap
tangga/Titian tersebut, sang sipemilik mencari tangga/Titian tersebut ke Hilir
sungai Kampar dengan menggunakan perahu/sampan,dengan menyusuri aliran sungai
Kampar ke hilir sungai,Hari berganti hari Minggu berganti bulan sang pemilik
akhir nya menemukan tangga/Titian yang dia cari selama ini, setelah di temukan
sang pemilik berkeinginan membawa tangga/Titian tersebut pulang ke Hulu sungai (kampung
asal nya) dikarnakan perahu/sampan yang dia bawa nya terlalu kecil dan merasa
susah untuk di tompangkan ke dalam perahu/sampan nya dan mengingat juga jauh
nya beliau dari kampung asal nya maka sang pemilik tangga tersebut mengambil
inisiatif untuk tinggal di daerah tersebut,maka dibangunlah sebuah rumah untuk
dia bertempat tinggal di sana bersama dengan tangga/Titian yang di cari selama
ini.
Selanjutnya pada masa itu di hilir sungai
kondisi tanah sangat subur, dan banyaknya sumber daya alam yg melimpah.maka
sang pemilik tangga / Titian tadi membawah sanak keluarga nya untuk pindah ke
hilir sungai dan menetap disana. yang mana pada massa itu tempat tinggalnya di
nama kan Pangkalan Tanggo (tangga) itu bisa di buktikan dengan ada nya kuburan
yang masih ada sampai sekarang.
Hari berganti Minggu, Minggu berganti bulan, bulan
berganti tahun orang yang hidup di kampung tangga tersebut hidup dalam kemewahan
dengan harta yang berlimpah ruah (kaya raya) hal ini tidak terlepas dari sumber
daya alam yang saat itu sangat berlimpah ruah disana. Saking kaya nya orang
tersebut dikisahkan mereka mempunyai tujuh (7) buah Takau (guci) emas yang
semuanya berisi emas permata, Takau(Guci) tersebut dinamakan Siyam (Si'am). Hari
berganti tahun bertukar kakayaaan orang tersebut semakin melimpah ruah, dikisahkan
semua alat-alat rumah tangga mereka rata-rata terbuat dari emas permata (tempat
duduk,lemari dll) termasuk sangkolang/palang pengunci pintu pun terbuat dari
emas, Disamping emas yang banyak mereka juga mempunyai ladang/kebun yang luas
serta lumbung padi, dan juga ternak yang tidak terhitung jumlah nya, serta juga
mempunyai Toman(pembantu) yang banyak pada masa itu yang mana masing masing
sudah di berikan tanggung jawab oleh Tuan mereka.
Alkisah selanjutnya pada suatu hari para Toman (pembantu) sedang melakukan pekerjaan menumbuk padi di halaman rumah, sekitar masuk siang hari (Dzuhur) menangislah anak dari pada Tuan/saudagar kaya tersebut dengan suara yang keras sambil terisak-isak,lalu sang ibu mencoba mendiamkan anak tersebut sambil mengayunkan buaian (di ayunkan ) dengan bernyanyi pada masa itu"Hek Lola nak,oh..hek Lola,sambil berkata kata ''jangan lah engkau menangis, apa lagi yang kau tangisi takar (Guci)e mas tujuh(7) buah tersusun di atas Salang (plapon rumah), emas panjang pengunci pintu, emas pendek pelempar ayam, serbuk emas menghidupkan api, ternak kita tak terbilang, kerbau bagaikan batu di pulau, merpati terbang menutup matahari, Toman (pembantu)b erserakan di halaman, harta yang kita miliki tak akan habis tujuh (7) keturunan, lesung dan alu saja kita buat dari emas''.
Baca juga Sejarah Desa Tanjung Balam
Setelah selesai baghandui (bernyanyi) , malang
tak dapat di tolak, Rezeki tak dapat di raih atas kekuasan Allah SWT, akibat
dari takabur dan sombongnya tiba-tiba berdentum lah suara petir yang sangat
keras di langit dan harta benda nya yang terbuat dari emas pertama tadi
bergetar begitu habat nya semakin lama semakin kuat bergetar ditambah lagi
angin yang kencang saat itu,tak lama kemudian harta nya menggelinding ke arah
sungai termasuk tujuh (7) buah Takau (guci) yang berada di atas Salang (plapon)
rumah nya tadi,ketika sampai di depan halaman rumah dan melewati para Toman
(pembantu) mereka mencoba menahan Takau (guci) tersebut tapi tidak bisa dan
pada saat itu salah satu Toman(pembantu) mencoba menumbuk/mengayunkan alu nya
ke Takau (guci) tersebut dan mengenai bagian atas (bibir guci) sehingga
Takau(guci) tersebut rompal/terkoyak/sumbing, akan tetapi Takau (guci) tersebut
tetap menggelinding dan masuk ke dalam air bersama harta lain nya.
Danau Lubuk Siam Image credit : www.facebook.com/kamparskY |
Dan selanjutnya nya seiring dengan perubahan
waktu dan massa harta ini masih ada sampai sekarang, terkubur di aliran sungai
tersebut dan sudah pernah di coba oleh kaum kerabat untuk mengambil nya akan
tetapi tidak bisa,mengenai Takau (guci) yang sompel tersebut pernah sudah di
buktikan oleh masyarakat sekitarnya (sumber Alm.Monong (tokoh
masyarakat,Aris (Dt.Ajo Palimo) dll).
Dari kisah di atas itulah awal cikal bakal nama Desa Lubuk Siam.
Sumber : https://www.facebook.com/dendi_gampo
0 Response to "Sejarah Awal Desa Lubuk Siam"
Post a Comment