Sejarah Desa Tanjung Balam
Sejarah Desa Tanjung Balam
Kantor Desa Tanjung Balam |
Desa Tanjung Balam merupakan desa pemekaran dari desa Lubuk Siam pada tahun 2003. Ketika bergabung dengan desa Lubuk siam (1977-2003), desa Tanjung Balam merupakan sebuah dusun yang bernama dusun III Watas Hutan dengan jumlah penduduk + 900 jiwa. Seiring perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk ketika itu, maka timbul inisiatif dari tokoh masyarakat dusun III Watas Hutan yakni Bapak Ali Amran dkk, serta Pemerintahan desa Lubuk Siam ketika itu yaitu Bapak Kaharuddin (alm) untuk memekarkan dusun III Watas Hutan dari desa Lubuk Siam menjadi sebuah desa yang baru yang kemudian disebut desa Tanjung Balam.
Desa Tanjung Balam merupakan bagian dari dusun desa Buluh Cina, yaitu dusun Watas Hutan dan dusun Empang Kampar. Karena perhubungan yang jauh, maka pada tahun 1977 dusun Watas Hutan dan dusun Empang Kampar bergabung dengan desa Lubuk Siam yang ketika itu masih bergabung dengan desa Teratak Buluh untuk membentuk desa yang baru yang kemudian disebut desa Lubuk Siam. Walaupun secara administratif dusun Watas Hutan dan dusun Empang Kampar bergabung dengan desa Lubuk Siam, namun secara adat istiadat dusun Empang Kampar dan Watas Hutan (desa Tanjung Balam) tetap mengikuti adat istiadat desa Buluh Cina sebagai desa induk sebelum bergabung dengan desa Lubuk Siam. Selama 36 tahun bergabung dengan Lubuk Siam, kehidupan masyarakat dusun Watas Hutan secara umum masih berada dibawah garis kemiskinan. Hal inilah yang memicu semangat tokoh masyarakat dusun Watas Hutan (Dusun III Lubuk Siam), untuk mengusulkan pemekaran dusun Watas hutan menjadi desa, sehingga pada tahun 2001 dibentuklah Tim khusus pemekaran dusun Watas Hutan dari desa Lubuk Siam.
Tim ini dimotori oleh Bapak Ali Amran bekerja sama dengan Bapak Camat Siak Hulu ketika yakni Bapak Ramli. T dan anggota DPRD utusan Siak Hulu periode 1999-2004 yakni Bapak Rustam. Perjuangan tim ini berbuah baik, sehingga pada tanggal 5 Mei 2003 Dusun Watas Hutan menjadi Desa Percobaan dengan nama desa Percobaan Tanjung Balam yang selanjutnya menjadi desa defenitif tahun 2005 menjadi Desa Tanjung Balam.
Alm. H. Ali Amran (Kepala Desa Pertama Desa Tanjung Balam) |
Desa Tanjung Balam adalah sebuah desa yang masih sangat menghormati adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun. Desa Tanjung Balam mempunyai dua pimpinan suku adat yaitu suku Domo dan Melayu. Suku Domo dipimpin oleh datuk tumenggung semantara suku melayu di pimpin melajo lelo yang berada di desa Buluh Cina karena jarak yang jauh dari Buluh Cina maka di Tanjung Balam suku melayu di pimpin oleh datuk jelo sultan.
Sebagai masyarakat adat yang masih menghormati sisilah adat istiadat dan sejarah adat istiadat, maka masyarakat sepakat memberi nama dusun watas hutan dan simpang Kampar dengan mana desa Tanjung Balam. Hal ini bertujuan untuk mengenang salah seorang pimpinan adat desa Tanjung Balam yaitu sejarah lepasnya burung balam datuk tumenggung.
Datuk tumenggung dari pagaruyung (Sumbar) melakukan perjalanan menyelusuri sungai Kampar yang waktu itu masih kecil dan dipenuhi oleh rumput kalimunting. Dengan maksud mencari salah seoranng anggota keluarganya yang pergi dari rumah. Datuk tumenggung sekitar lebih kurang abad ke 15 mulai menyelusuri sungai Kampar dengan mempergunakan sampan toreh membawa sebilah tombak serta seekor Burung Balam kesayangan.
Setelah meninggalkan kalapeh putih, datuk tumenggung sering melamun dalam perjalanannya menuju pagaruyung. Kegalauan hatinya tercermin dengan mimik mukanya yang kusam, menunjukkan kesedihan yang dalam dan penyesalan yang sangat menyiksanya matahari yang cerah telah menyembunyikan dirinya dari upuk barat, galap pun mulai menambatkan sampannya untuk singgah kedaratan, sambil menunggu matahari terbit kembali. Burung balam kesayangannya yang berantaikan emas 3 gelang yang diikatkan pada sebuah pohon ditepi sungai itu. Sementara sampan nya diikatkan pada buluh cina ( bambu Cina )yang dibawanya dari daerah kalapeh puti, sebagai pengganti tombak yang ditinggalkan pada istri mudanya.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun pun berganti tahun datuk tumenggung melepaskan kepenatannya, ia kembali dirundung kemalangan.burung balam kesayangannya. Lepas dari ikatannya kemudian masuk ke dalam hutan yang ada di daerah itu. Datuk tumenggung langsung masuk ke hutan untuk mencari burung balam yang lepas. Setelah lam mencari namun burung balam yang lepas tidak juga di temukan akhirnya datuk tumenggung memutuskan tinggal di pulau / tanjung itu. Dan tanjung tersebut dinamainya Tanjung Balam, artinya tempat dimana lepasnya burung balam datuk tumenggung. Tanjung Balam tersebut akhirnya menjadi kampung pertama ( tuah) desa Tanjung Balam.
Wafatnya datuk tumenggung, karena sudah lama mencari burung yang lepas datuk tumenggung akhirnya tinggal di tempat itu sambil berani dan mencari ikan untuk kebutuhannya sehari;hari. Dikampung tua itu pula lah datuk tumenggung menghembuskan napas terakhir dan kuburannya masuh ada sampai sekarang.
Kampung tua yang bernama Tanjung Balam itu sekarang berada lebih kurang 2 km dari ibu desa Tanjung Balam dekat batasan dengang desa Bulu Cina. Wilayah Datuk tumenggung dalam pulau nam batonggak antau yang bagabuang antara samponan ninik mamak. Selatan berbatas dengan datuk penghulu mudo Kepau Jaya (Buluh Nipis) mulai dari pamatang cabodak menuju awing lowe sebelah Barat dari awing lowe menuju sungai kulim banamo kulim tompo menuju sungai doreh menyeberang sungai Kampar. Manuju kolo sungai Watas hutan dari kolo sungai batas hutan menuju sungai tangun melalui sungai limau, dari sungai limau menuju ke Barat suak paimbau berbatas dengan datuk sati Lubuk Siam. Dari suak paimbau turun ke sungai tangun menuju aliran sungai sialang menuju sungai sail berbatasan dengan baru karinci ( Barat). Utara dari sungai sail menuju hilir menuju jalan mentaga kecil (Jalan PU). Dari jalan PU menuju kulam, dari kulam menuju sungai Kampar. Sebelah Timur sungai Kampar diulak sungai awing ( Danau Awang) menyeberang sungai Kampar menuju sungai sambilang dari sungai sambilang menuju pamatang cabodak berbatas dengan datuk ganti pangkalan baru.
0 Response to "Sejarah Desa Tanjung Balam"
Post a Comment